Translate this Blog

Tuesday, October 29, 2013

Pulau Patmos




Salah satu tempat yang paling terkenal sehubungan dengan Rasul Yohanes adalah Pulau Patmos. Di situlah Yohanes menerima penglihatan yang dituangkannya di kitab Wahyu (Wahyu 1:9). Dipercaya bahwa ia menerima penglihatan-penglihatan tersebut di sebuah gua yang di atasnya sekarang terdapat Biara Santo Yohanes Sang Teolog. Ada lagi sebuah tradisi lain yang mengatakan bahwa ia juga menulis kitab Injil Yohanes di pulau ini atas permintaan orang-orang Kristen setempat. Tapi tradisi yang terakhir ini agak lemah karena lebih umum diterima bahwa Injil Yohanes ditulis di Efesus sebelum pembuangan ke Patmos.

Pulau Patmos sendiri adalah sebuah pulau kecil yang terletak di Laut Aegea, sekarang berada di bawah pemerintahan Yunani. Luasnya hanya sekitar 34 km2, lebih kecil daripada Singapura (sekitar 600 km2), Batam (sekitar 700 km2) apalagi Bali (sekitar 5600 km2). Penghuninya sekarang sekitar 3000 jiwa. Sumber penghasilan utama penduduk di sana adalah dari sektor pariwisata, khususnya wisata ziarah ke tempat-tempat yang berhubungan dengan Rasul Yohanes. 
Dulu pulau ini sempat menjadi sebuah tempat pelabuhan yang cukup ramai di tengah jalur pelayaran dari Roma ke Efesus. Penggalian-penggalian arkeologi menun-jukkan adanya bangunan-bangunan megah di sana. Pulau ini juga dikenal sebagai pulau tersuci Dewi Artemis. Tapi reputasi pulau ini lama-kelamaan menurun dan akhirnya dijadikan tempat pembuangan. Tradisi mengisahkan bahwa Yohanes dibuang ke sana pada tahun 95 di bawah kekuasaan Kaisar Domitian, setelah ia selamat tanpa terluka dari hukuman dimasak dalam minyak mendidih. Ia tinggal di sana sampai sekitar tahun 96, lalu kembali ke Efesus
 Dapat kita bayangkan kalau selama di Patmos, Yohanes merasa kesepian dan susah hati. Tapi Allah selalu membuat segala sesuatu baik, bahkan dari hal-hal yang buruk di mata manusia (Roma 8:28). Keterasingan Yohanes ini memberikan kesempatan baginya untuk beristirahat dari kesibukan dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Berhenti dari kesibukan pelayanan, lalu duduk di kaki Kristus seperti Maria (Lukas 10:38-42). Untuk melakukan hal-hal yang biasanya sulit dilakukan dengan intens karena tuntutan pelayanannya (tradisi mencatat bahwa Yohanes membagikan Injil kepada penduduk Patmos, tapi pasti tuntutan kesibukannya tidak seberat di Efesus. Untuk berdoa, memikirkan firman Allah dan merenungkan misteri Kristus secara mendalam. Melalui keterasingannya di Patmos lahirlah kitab Wahyu. 
Sama seperti Yohanes, Sang Rasul, kita pun perlu sesekali beristirahat dari kesibukan rutinitas kita, termasuk kesibukan pelayanan, untuk mendekatkan diri kepada Tuhan secara intens. Kita atur waktu-waktu khusus untuk ini. Sebab seperti baterai handphone yang harus sesekali di-recharge, kita pun harus sesekali recharge jiwa kita, untuk kemudian bisa kembali berkarya bagi kemuliaan Allah, menghasilkan buah-buah kehidupan.

 
 

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.