Salah
satu tempat yang paling terkenal sehubungan dengan Rasul Yohanes adalah
Pulau Patmos. Di situlah Yohanes menerima penglihatan yang
dituangkannya di kitab Wahyu (Wahyu 1:9). Dipercaya bahwa ia menerima
penglihatan-penglihatan tersebut di sebuah gua yang di atasnya sekarang
terdapat Biara Santo Yohanes Sang Teolog. Ada lagi sebuah tradisi lain
yang mengatakan bahwa ia juga menulis kitab Injil Yohanes di pulau ini
atas permintaan orang-orang Kristen setempat. Tapi tradisi yang terakhir
ini agak lemah karena lebih umum diterima bahwa Injil Yohanes ditulis
di Efesus sebelum pembuangan ke Patmos.
Pulau
Patmos sendiri adalah sebuah pulau kecil yang terletak di Laut Aegea,
sekarang berada di bawah pemerintahan Yunani. Luasnya hanya sekitar 34
km2, lebih kecil daripada Singapura (sekitar 600 km2), Batam (sekitar 700 km2) apalagi Bali (sekitar 5600 km2).
Penghuninya sekarang sekitar 3000 jiwa. Sumber penghasilan utama
penduduk di sana adalah dari sektor pariwisata, khususnya wisata ziarah
ke tempat-tempat yang berhubungan dengan Rasul Yohanes.
Dulu pulau
ini sempat menjadi sebuah tempat pelabuhan yang cukup ramai di tengah
jalur pelayaran dari Roma ke Efesus. Penggalian-penggalian arkeologi
menun-jukkan adanya bangunan-bangunan megah di sana. Pulau ini juga
dikenal sebagai pulau tersuci Dewi Artemis. Tapi reputasi pulau ini
lama-kelamaan menurun dan akhirnya dijadikan tempat pembuangan. Tradisi
mengisahkan bahwa Yohanes dibuang ke sana pada tahun 95 di bawah
kekuasaan Kaisar Domitian, setelah ia selamat tanpa terluka dari hukuman
dimasak dalam minyak mendidih. Ia tinggal di sana sampai sekitar tahun
96, lalu kembali ke Efesus
Dapat
kita bayangkan kalau selama di Patmos, Yohanes merasa kesepian dan
susah hati. Tapi Allah selalu membuat segala sesuatu baik, bahkan dari
hal-hal yang buruk di mata manusia (Roma 8:28). Keterasingan Yohanes ini
memberikan kesempatan baginya untuk beristirahat dari kesibukan dan
mendekatkan diri kepada Tuhan. Berhenti dari kesibukan pelayanan, lalu
duduk di kaki Kristus seperti Maria (Lukas 10:38-42). Untuk melakukan
hal-hal yang biasanya sulit dilakukan dengan intens karena tuntutan
pelayanannya (tradisi mencatat bahwa Yohanes membagikan Injil kepada
penduduk Patmos, tapi pasti tuntutan kesibukannya tidak seberat di
Efesus. Untuk berdoa, memikirkan firman Allah dan merenungkan misteri
Kristus secara mendalam. Melalui keterasingannya di Patmos lahirlah
kitab Wahyu.
Sama
seperti Yohanes, Sang Rasul, kita pun perlu sesekali beristirahat dari
kesibukan rutinitas kita, termasuk kesibukan pelayanan, untuk
mendekatkan diri kepada Tuhan secara intens. Kita atur waktu-waktu
khusus untuk ini. Sebab seperti baterai handphone yang harus sesekali di-recharge, kita pun harus sesekali recharge jiwa kita, untuk kemudian bisa kembali berkarya bagi kemuliaan Allah, menghasilkan buah-buah kehidupan.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.